"Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" [Surat Ar-Rahman : 13]

Jumat, 11 Oktober 2013

Hari Ini


            Mataku terpejam, terkekang tak bisa memandang dalam. Kepalaku pusing tujuh keliling, seakan tak ada ruangan kosong yang tenang. Tubuhku diam seribu kata tak berdaya oleh pikiran yang selalu terngiyang-ngiyang, entah apa yang sedang aku pikirkan saat ini, seakan-akan otak seukuran kelapa muda ini tidak muat untuk menampungnya. Jemari-jemari tangan kupaksakan untuk menuliskan pikiran yang ada, mungkin biar otak ini lebih ringan.
            Hari ini adalah hari yang membuat aku merasa sangat bodoh, [1]bagaimana tidak aku banyak membuang kesempatan. Hari ini aku gagal menerima beasiswa yang aku idam-idamkan. Meskipun aku sudah berikhtiar semaksimal mungkin, berdo’a semampuku, namun entah mengapa, rejeki itu enggan mendekatiku. Ku tak dapat menerima itu, pikiranku berfikir “ Allah tidak adil, it’s not fair to me, haruskah ini terjadi padaku setelah aku berjuang mati-matian?”, namun hal itu segera ditentang oleh hati sanubariku “ inilah yang namanya takdir, semua itu ada hikmahnya, mungkin sekarang bukan rejekimu, karena Allah akan mempersiapkan dirimu untuk yang lain !”. Tubuhku terdiam, batinku semakin tenang, pikiran kotorku semakin hilang, dan jantungku berdetak kencang.
            Tiba-tiba adzan subuh menyadarkanku didalam renunganku. Seakan-akan kaki ini, tangan ini, dan tubuh ini enggan untuk berbuat baik setelah berita buruk tadi menghampiriku. Akan tetapi malaikat hatiku selalu menasehatiku untuk selalu bersabar, dan berpasrah diri pada Allah sang penguasa alam semesta. Hatiku kembali mengalami kebimbangan dan lagi-lagi akal sanubari hatiku menasehatinya.
            Ku paksakan tubuh ini untuk berjalan menuju kamar mandi untuk wudhu, meski pikiran, dan hati masih saling berkelahi akan masalah ini. Ku langkahkan kaki ini menuju masjid agar semakin tenang pikiran ini. Namun, apa daya perkelahian itu masih tetap terjadi. Ku kuatkan imanku, ku serahkan semuanya, ku memohon pada-Nya. Ku kerjakan sholat dua rakaat, memohon ketabahan hati ini agar tetap bersih dan suci menghadap sang Ilahi.
            Selesai jama’ah sholat subuh, ku langkahkan kaki ini pulang ke rumah. Aku ingin melupakan segalanya tentang hal itu, ku coba dengan membaca buku tapi tak jadi, ku coba membuka netbook tapi tak kuat, mengapa pikiran itu masih menghantui. Mungkin karena aku masih kuliah, sebagai mahasiswa pasti menginginkan hal yang terbaik demi pendidikanku. Tapi sudahlah ini hanya membuatku pusing. Ku rebahkan tubuh ini diatas kasur kapuk tebal dengan balutan sprei biru laut bercorak bunga, ku letakkan kepalaku diatas bantal lembut berbalut kain sarung. Tiada hitungan menit mataku sudah terpejam, tak disangka ternyata aku bermimpi bahwa pengumuman yang terpampang di website masih ada yang salah, dan namaku tercantum didalamnya, aku sangat gembira. Tiba-tiba HP ku berdering, dan akupun terbangun dari tidurku. Astaufirullahaladzim, ini hanya mimpi.
            Ya, Allah berikanlah hambamu ini kekuatan dan kesabaran. Aku yakin rencana-Mu akan jauh lebih baik dari apa yang aku pikirkan sekarang. Bismillah[2]


[1] Ungkapan kesal
[2] Bismillahirrokhmanirrokhim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar